Model pembelajaran quantum teaching terlengkap
Rabu, 24 September 2014
Penerapan
kurikulum 2013 saat ini keaktifan siswa di kelas sangatlah dituntuk. Guru
bertindak sebagai faisilitator saja. Pada artikel ini saya akan membahas secara
tuntas mengenai model pembelajaranquantum teaching. Saya sebagai guru fisika juga pernah menerapkan model
pembelajaran tersebut dan hasilnya sangat bagus di kelas. Siswa menjadi aktif
di kelas. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan. Siswa tidak merasa
jenuh kalau kita disetiap beberapa pertemuan kita menerapkan model-model
pembelajaran yang lain. Berikut penjelasan mengenai model pembelajaran quantum
teaching.
Model pembelajaran
quantum teaching
adalah pembelajaran yang mampu
menciptakan interaksi dan keaktifan siswa, sehingga kemampuan, bakat, dan
potensi siswa dapat berkembang, yang pada akhirnya mampu meningkatkan prestasi
belajar dengan menyingkirkan hambatan belajar melalui penggunaan cara dan alat
yang tepat, sehingga siswa dapat belajar secara mudah. Guru dan siswa bekerja
sama untuk memperoleh hasil sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Asas
utama dari quantum teaching adalah Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan
Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka (Deporter, 2008:6). Maksudnya adalah guru
harus memasukin ke kehidupan siswa, guru bisa memberikan pengarahan kepada
siswa, dan memberikan contoh sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa.
Tujuan model pembelajaran quantum
teaching adalah sebagai berikut:
1. untuk
menciptakan lingkungan belajar yang efektif
2. menciptakan
proses belajar yang menyenangkan
3. menyesuaikan
kemampuan otak dengan apa yang dibutuhkan oleh otak
4. untuk
membantu meningkatkan keberhasilan hidup dan karir dan untuk membantu
mempercepat dalam pembelajaran
Langkah-langkah model pembelajaran
quantum teaching:
1. Pengkondisian
awal
Melalui
pengkondisian awal akan memungkinkan dilaksanakannya proses pembelajaran yang
lebih baik. Kegiatan yang dilakukan dalam pengkondisian awal meliputi:
penumbuhan rasa percaya diri siswa, motivasi diri, menjalin hubungan, dan
ketrampilan belajar.
2. Penyusunan
rancangan pembelajaran
Tahap
ini sama artinya dengan dengan tahap persiapan dalam pembelajaran biasa.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyiapan alat dan pendukung
lainnya, penentuan kegiatan selama proses belajar mengajar, dan penyusunan
evaluasi.
3. Pelaksanaan
metode pembelajaran kuantum
Tahap
ini merupakan inti penerapan model pembelajaran kuantum. Kegiatan dalam tahap
ini meliputi T-A-N-D-U-R: (1) penumbuhan minat, (2) pemberian pengalaman umum,
(3) penamaan atau penyajian materi, (4) demonstrasi tentang pemerolehan
pengetahuan oleh siswa, (5) pengulangan yang dilakukan oleh siswa, (6) perayaan
atas usaha siswa.
(1).
Penumbuhan minat (T= Tumbuhkan minat)
Dalam
tahap ini, guru berperan penting dalam menumbuhkan minat belajar peserta didiknya,
agar nantinya dapat menumbuhkan rasa ingin tahu dari diri siswa sehingga mampu
meningkatkan minat belajar dari peserta didik tersebut. Penumbuhan minat siswa
untuk belajar dilakukan dengan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan
yaitu mengkondisikan suasana kelas lebih rileks tetapi serius. Dapat dilakukan
dengan cara rolling tempat duduk setiap pertemuan, penempelan gambar-gambar,
penampilan video (baik yang sesuai dengan materi maupun video lain untuk
menumbuhkan minat dan motivasi siswa), dsb.
(2).
Pemberian pengalaman umum (A= Alami)
Pada
langkah ini guru memberikan kesempatan siswa untuk menceritakan pengalaman yang
telah siswa alami terkait dengan materi yang akan diajarkan, sehingga ada
motivasi dari siswa yang pernah mengenal materi tsb untuk lebih mengembangkan
pengalamannya juga bagi yang sama sekali belum pernah mengenal menjadi lebih
tertarik dan tertantang untuk mempelajarinya. Selain itu guru memberikan tugas
mandiri kepada siswa tentang materi yang akan dipelajari dengan harapan siswa
telah mempunyai pengalaman sebelum mengikuti pelajaran.
(3).
Penamaan atau penyajian materi (N=
Namai)
Pada
kegiatan ini guru menyampaikan materi yang akan dipelajari secara lengkap
setelah siswa menceritakan pengalaman yang telah didapat, sehingga dalam
penamaan siswa telah memiliki bekal dan penguasaan materi oleh siswa dapt lebih
maksimal. Untuk menghindari kebosanan dan untuk menggali kemampuan siswa, dalam
penyajian materi guru menggunakan metode ceramah bermakna dan guru hanya
sebagai fasilitator
(4).
Demonstrasi pengetahuan siswa (D = Demonstrasi)
Demonstrasi
dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan
hasil tugas mandiri yang telah diberikan oleh guru sebelumnya, baik kepada
teman kelompoknya maupun kepada seluruh siswa. Dengan cara ini, diharapkan rasa
percaya diri siswa lebih meningkat karena diberi kesempatan untuk menunjukkan
“hasil karyanya” (hasil tugas mandiri).
(5).
Pengulangan yang dilakukan oleh siswa (U = Ulangi)
Pengulangan
dilakukan dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengulas kembali
materi yang telah disampaikan oleh guru, caranya dengan bercerita kepada teman
kelompoknya, maupun kepada seluruh siswa. Dengan demikian siswa yang tidak
memperhatikan guru saat mengajar dapat dihindari, karena setelah guru
memberikan materi maka guru akan menunjuk salah seorang siswa untuk menjelaskan
kembali materi yang telah diberikan dengan penjelasan dan atau dengan
mempraktekan langsung.
(6).
Perayaan atas usaha siswa (R = Rayakan)
Perayaan
merupakan salah satu bentuk motivasi yang dilakukan oleh guru dengan memberikan
pujian kepada siswa yang berhasil maupun yang tidak berhasil menjawab
pertanyaan dan tidak secara langsung menyalahkan jawaban siswa yang kurang
tepat, selain itu perayaan dilakukan dengan melakukan tepuk tangan bersama-sama
ketika jam pelajaran berakhir. Kondisi ini diharapkan dapat menumbuhkan
semangat belajar. Begitu pula jika ada yang tidak berhasil juga diberikan
pujian atas usaha yang dilakukan agar tidak patah semangat dan lebih giat lagi
berlatih.
4. Evaluasi
Evaluasi
dilaksanakan terhadap proses dan produk untuk melihat keefektifan model
pembelajaran yang digunakan. Langkah- langkah pembelajaran metode pembelajaran
ceramah bermakna dan dilaksanakan dengan tahap- tahap:
1.
Guru mengecek pengetahuan siswa tentang materi yang akan diajarkan
2.
Guru menerangkan dan menyampaikan materi pelajaran di depan kelas dengan metode
ceramah, di sini siswa mendengarkan apa yang disampaikan guru dan mencatat
hal-hal yang penting di buku tulis.
3.
Guru memberikan contoh soal dan mengadakan tanya jawab pada siswa tentang
materi.
4.
Guru memberikan latihan soal atau memberi pekerjaan rumah.
5.
Guru dan siswa secara bersama- sama membahas hasil pekerjaan siswa dan
mengambil kesimpulan.
6.
Guru mengadakan evaluasi.
Kelebihan:
1. Siswa
lebih memahami materi karena suatu materi dibahas 3 kali yaitu saat : “Namai”,
“Demonstrasi”, “Ulangi” dan sebelumnya telah mendapat pengalaman dari sintak
“Alami”.
2. Mengajarkan
siswa untuk lebih percaya diri dan lebih aktif; memotivasi siswa untuk
mengembangkan potensinya.
3. Setiap
yang dimiliki siswa dihargai (pengalaman yang didapat dalam kehidupan
sehari-hari juga dapat digunakan dalam pembelajaran).
Kekurangan
1. Materi
yang dapat disampaikan tidak terlalu banyak dalam satu pertemuan, karena
terbatas masalah waktu. Suatu materi diulas berulang-ulang pada sintaks N, D,
U.
2. Tidak
semua materi dapat menggunakan model ini, karena ada tahap “Alami” dan
“Demonstrasi” memerlukan waktu yg lama.
3. Guru
harus sekreatif mungkin mengembangkan model ini karena sintaks pada model ini
belum detail.
Selamat
mempraktekan! Jangan lupa membaca artikel saya yang lainnya yah.