Model pembelajaran quantum teaching terlengkap

Penerapan kurikulum 2013 saat ini keaktifan siswa di kelas sangatlah dituntuk. Guru bertindak sebagai faisilitator saja. Pada artikel ini saya akan membahas secara tuntas mengenai model pembelajaranquantum teaching. Saya sebagai guru fisika juga pernah menerapkan model pembelajaran tersebut dan hasilnya sangat bagus di kelas. Siswa menjadi aktif di kelas. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan. Siswa tidak merasa jenuh kalau kita disetiap beberapa pertemuan kita menerapkan model-model pembelajaran yang lain. Berikut penjelasan mengenai model pembelajaran quantum teaching.



Model pembelajaran quantum teaching adalah pembelajaran yang mampu menciptakan interaksi dan keaktifan siswa, sehingga kemampuan, bakat, dan potensi siswa dapat berkembang, yang pada akhirnya mampu meningkatkan prestasi belajar dengan menyingkirkan hambatan belajar melalui penggunaan cara dan alat yang tepat, sehingga siswa dapat belajar secara mudah. Guru dan siswa bekerja sama untuk memperoleh hasil sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Asas utama dari quantum teaching adalah Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka (Deporter, 2008:6). Maksudnya adalah guru harus memasukin ke kehidupan siswa, guru bisa memberikan pengarahan kepada siswa, dan memberikan contoh sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa.

Tujuan model pembelajaran quantum teaching adalah sebagai berikut:
1.      untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif
2.      menciptakan proses belajar yang menyenangkan
3.      menyesuaikan kemampuan otak dengan apa yang dibutuhkan oleh otak
4.      untuk membantu meningkatkan keberhasilan hidup dan karir dan untuk membantu mempercepat dalam pembelajaran
Langkah-langkah model pembelajaran quantum teaching:
1.      Pengkondisian awal
Melalui pengkondisian awal akan memungkinkan dilaksanakannya proses pembelajaran yang lebih baik. Kegiatan yang dilakukan dalam pengkondisian awal meliputi: penumbuhan rasa percaya diri siswa, motivasi diri, menjalin hubungan, dan ketrampilan belajar.
2.      Penyusunan rancangan pembelajaran
Tahap ini sama artinya dengan dengan tahap persiapan dalam pembelajaran biasa. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyiapan alat dan pendukung lainnya, penentuan kegiatan selama proses belajar mengajar, dan penyusunan evaluasi.
3.      Pelaksanaan metode pembelajaran kuantum
Tahap ini merupakan inti penerapan model pembelajaran kuantum. Kegiatan dalam tahap ini meliputi T-A-N-D-U-R: (1) penumbuhan minat, (2) pemberian pengalaman umum, (3) penamaan atau penyajian materi, (4) demonstrasi tentang pemerolehan pengetahuan oleh siswa, (5) pengulangan yang dilakukan oleh siswa, (6) perayaan atas usaha siswa.
(1). Penumbuhan minat (T= Tumbuhkan minat)
Dalam tahap ini, guru berperan penting dalam menumbuhkan minat belajar peserta didiknya, agar nantinya dapat menumbuhkan rasa ingin tahu dari diri siswa sehingga mampu meningkatkan minat belajar dari peserta didik tersebut. Penumbuhan minat siswa untuk belajar dilakukan dengan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan yaitu mengkondisikan suasana kelas lebih rileks tetapi serius. Dapat dilakukan dengan cara rolling tempat duduk setiap pertemuan, penempelan gambar-gambar, penampilan video (baik yang sesuai dengan materi maupun video lain untuk menumbuhkan minat dan motivasi siswa), dsb.
(2). Pemberian pengalaman umum (A= Alami)
Pada langkah ini guru memberikan kesempatan siswa untuk menceritakan pengalaman yang telah siswa alami terkait dengan materi yang akan diajarkan, sehingga ada motivasi dari siswa yang pernah mengenal materi tsb untuk lebih mengembangkan pengalamannya juga bagi yang sama sekali belum pernah mengenal menjadi lebih tertarik dan tertantang untuk mempelajarinya. Selain itu guru memberikan tugas mandiri kepada siswa tentang materi yang akan dipelajari dengan harapan siswa telah mempunyai pengalaman sebelum mengikuti pelajaran.
(3). Penamaan atau penyajian materi  (N= Namai)
Pada kegiatan ini guru menyampaikan materi yang akan dipelajari secara lengkap setelah siswa menceritakan pengalaman yang telah didapat, sehingga dalam penamaan siswa telah memiliki bekal dan penguasaan materi oleh siswa dapt lebih maksimal. Untuk menghindari kebosanan dan untuk menggali kemampuan siswa, dalam penyajian materi guru menggunakan metode ceramah bermakna dan guru hanya sebagai fasilitator
(4). Demonstrasi pengetahuan siswa (D = Demonstrasi)
Demonstrasi dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil tugas mandiri yang telah diberikan oleh guru sebelumnya, baik kepada teman kelompoknya maupun kepada seluruh siswa. Dengan cara ini, diharapkan rasa percaya diri siswa lebih meningkat karena diberi kesempatan untuk menunjukkan “hasil karyanya” (hasil tugas mandiri).
(5). Pengulangan yang dilakukan oleh siswa (U = Ulangi)
Pengulangan dilakukan dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengulas kembali materi yang telah disampaikan oleh guru, caranya dengan bercerita kepada teman kelompoknya, maupun kepada seluruh siswa. Dengan demikian siswa yang tidak memperhatikan guru saat mengajar dapat dihindari, karena setelah guru memberikan materi maka guru akan menunjuk salah seorang siswa untuk menjelaskan kembali materi yang telah diberikan dengan penjelasan dan atau dengan mempraktekan langsung.
(6). Perayaan atas usaha siswa (R = Rayakan)
Perayaan merupakan salah satu bentuk motivasi yang dilakukan oleh guru dengan memberikan pujian kepada siswa yang berhasil maupun yang tidak berhasil menjawab pertanyaan dan tidak secara langsung menyalahkan jawaban siswa yang kurang tepat, selain itu perayaan dilakukan dengan melakukan tepuk tangan bersama-sama ketika jam pelajaran berakhir. Kondisi ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat belajar. Begitu pula jika ada yang tidak berhasil juga diberikan pujian atas usaha yang dilakukan agar tidak patah semangat dan lebih giat lagi berlatih.
4.      Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan terhadap proses dan produk untuk melihat keefektifan model pembelajaran yang digunakan. Langkah- langkah pembelajaran metode pembelajaran ceramah bermakna dan dilaksanakan dengan tahap- tahap:
1. Guru mengecek pengetahuan siswa tentang materi yang akan diajarkan
2. Guru menerangkan dan menyampaikan materi pelajaran di depan kelas dengan metode ceramah, di sini siswa mendengarkan apa yang disampaikan guru dan mencatat hal-hal yang penting di buku tulis.
3. Guru memberikan contoh soal dan mengadakan tanya jawab pada siswa tentang materi.
4. Guru memberikan latihan soal atau memberi pekerjaan rumah.
5. Guru dan siswa secara bersama- sama membahas hasil pekerjaan siswa dan mengambil kesimpulan.
6. Guru mengadakan evaluasi.

Kelebihan:
1.      Siswa lebih memahami materi karena suatu materi dibahas 3 kali yaitu saat : “Namai”, “Demonstrasi”, “Ulangi” dan sebelumnya telah mendapat pengalaman dari sintak “Alami”.
2.      Mengajarkan siswa untuk lebih percaya diri dan lebih aktif; memotivasi siswa untuk mengembangkan potensinya.
3.      Setiap yang dimiliki siswa dihargai (pengalaman yang didapat dalam kehidupan sehari-hari juga dapat digunakan dalam pembelajaran).
Kekurangan
1.      Materi yang dapat disampaikan tidak terlalu banyak dalam satu pertemuan, karena terbatas masalah waktu. Suatu materi diulas berulang-ulang pada sintaks N, D, U.
2.      Tidak semua materi dapat menggunakan model ini, karena ada tahap “Alami” dan “Demonstrasi” memerlukan waktu yg lama.
3.      Guru harus sekreatif mungkin mengembangkan model ini karena sintaks pada model ini belum detail.
Selamat mempraktekan! Jangan lupa membaca artikel saya yang lainnya yah.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel