Penjelasan momentum dan impuls
Senin, 30 Maret 2015
Penjelasan
momentum dan impuls- Hello semua, kalian masih berada di blog penuh ilmu ini. Masih
membahas materi Fisika asyik. Setelah pertemuan sebelumnya mempelajari sistem benda tegar dan macam-macam partikel yang ditinjau dalam Fisika, kali ini pak
guru akan mengajak kalian untuk mengeksplor pengetahuan kalian tentang Momentum
dan Impuls. Apa itu momentum? Mungkin kalian sering mendengar missal momentum
mudik biasanya jalan raya padat merayap. Atau sering mendengar juga rangsangan
impuls saraf? Apakah momentum dalam fisika sepeeti itu? Nah untuk memahaminya
perhatikan uraian penjelasan berikut ini! Check
it out!
Sebelum mengenai konsep momentum dan
impuls, kita harus paham dulu apa itu konsep Inersia. Bila sebuah benda berada dalam keadaan diam, untuk
menggerakkannya dibutuhkan pengaruh luar. Misalnya untuk menggerakkan sebuah
balok yang diam di atas lantai, kita dapat mendorongnya. Dorongan kita ini
adalah pengaruh luar terhadap balok tadi yang menyebabkan benda tersebut
bergerak. Dari pengalaman sehari-hari,
ketika pengaruh luar, yaitu dorongan kita tadi, dihilangkan dari
balok, maka balok tersebut lama-lama akan berkurang kecepatannya dan akhirnya diam. Agar sebuah benda terus
bergerak kita perlu memberi dorongan pada benda tadi terus menerus, dan bila
pengaruh luar tersebut hilang, maka benda akan kembali diam??? Tetapi apakah
pengaruh luar pada benda tadi benar-benar sudah hilang? Bagaimana dengan
pengaruh lantai terhadap benda tadi, yang jelas-jelas menghambat gerak benda?
Seandainya
kita memilih lantai yang permukaannya licin, dan balok kita tadi juga memiliki
permukaan yang licin maka setelah dorongan kita hilangkan, balok tadi masih akan tetap bergerak untuk waktu yang cukup lama. Kesimpulannya
yakni bayangkan bila tidak ada hambatan (super licin) dari lantai terhadap
balok, maka balok tadi akan tetap terus bergerak dengan kecepatan konstan walaupun dorongan kita
sudah dihilangkan. Jadi bila pengaruh luar pada sebuah benda benar-benar dihilangkan, maka sebuah benda akan
tetap diam bila pada mulanya diam, dan akan tetap bergerak dengan kecepatan
konstan, bila pada mulanya bergerak dengan kecepatan konstan (ingat HukumNewton).
Kesimpulan
ini, yang pertama kali disimpulkan oleh Galileo Galilei, dikenal sebagai
prinsip inersia atau kelembaman dalam Hukum Inersia, yakni benda-benda
cenderung untuk mempertahankan kondisi geraknya, bila dia diam, akan tetap diam
dan bila bergerak, akan tetap bergerak dengan kecepatan konstan, selama tidak
ada pengaruh luar yang mengubah kondisi geraknya.
Bagaimana pengaruh luar mempengaruhi perubahan kondisi gerak suatu benda? Hal ini dijawab dengan Hukum Newton
ke-2. Karena keadaan
‘alami’ suatu benda adalah dia bergerak dengan kecepatan tertentu (diam adalah
‘bergerak’ dengan ~v = 0), maka logis bila dikatakan pengaruh luar akan
menyebabkan perubahan kecepatan ~v. Dari sini dapat
disimpulkan bahwa pengaruh luar tersebut akan menyebabkan percepatan pada benda. Tetapi dari berbagai pengamatan ditemukan bahwa
untuk menghasilkan perubahan kecepatan yang sama, pada benda yang berbeda (massa
berbeda) dibutuhkan ‘besar’ pengaruh luar yang berbeda pula. Nah dari sini muncul istilah Massa Inersia.
Massa Inersia adalah suatu kuantitas intrinsik (diri) pada benda
yang menentukan ukuran seberapa besar sebuah pengaruh luar dapat mengubah
kondisi gerak benda tersebut. Kuantitas ini tampaknya sebanding dengan jumlah
zatnya, tetapi juga tergantung pada jenis zatnya. Makin besar massanya makin
sulit untuk menghasilkan perubahan kondisi gerak pada benda tersebut. Pengaruh
luar yang menyebabkan berubahnya keadaan gerak suatu benda kemudian disebut sebagai Gaya (Force) dan disimbolkan dengan F.
Satuan dari gaya adalah newton (N).
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa ‘kuantitas gerak’
suatu benda tergantung pada massa inersia dan kecepatan benda. Untuk itu didefinisikan suatu besaran vektor yang
disebut sebagai Momentum P= mv, sebagai kuantitas gerak
suatu benda. Gaya kemudian didefinisikan (diukur) sebagai laju perubahan
momentum.
P= mv (momentum)
Dengan P= momentum benda (kg.m/s)
m= massa benda (kg)
v= kecepatan benda (m/s)
F=dP/dt (gaya)
Inilah yang
kemudian dikenal sebagai Hukum Newton kedua tentang gerak benda, yaitu pengaruh luar (gaya) yang bekerja pada
sebuah benda sebanding dengan laju perubahan kuantitas
gerak (momentum) terhadap waktu.
Kemudian impuls
itu sendiri merupakan:
F.dt=dP
Untuk selang waktu
tertentu, maka dt menjadi Δt dan dP menjadi ΔP.
F. Δt = ΔP
I= ΔP ( impuls
merupakan perubahan momentum)