Proses terjadinya tsunami secara Fisika
Minggu, 31 Mei 2015
Proses
terjadinya tsunami secara Fisika- Tahukah
kalian bagaimana terjadinya tsunami? Tsunami merupakan gelombang pasang yang
terjadi akibat gempa bumi (earthquake)
dangkal di dasar laut. Penyebabnya bisa bermacam-macam, salah satunya karena
adanya gangguan (disturbance) yang diakibatkan oleh pergeserean lempeng yang
mengakibatkan gempa bumi, letusan gunung berapi, tumbukan atau jatuhnya
benda-benda langit, longsoran di laut
dalam skala besar. Hal ini mengakibatkan terjadi perubahan dalam dasar laut. Dasar
laut bergerak secara mendadak dengan disertai perpindahan partikel secara vertical
karena dasar laut naik turun secara tiba-tiba (biasanya karena pergeseran
lempeng). Selanjutnya yang terjadi adalah
keseimbangan air laut yang berada di atas dasar laut tadi terganggu, akibatnya
muncul aliran energi laut di permukaan yang bisa menjadi gelombang yang cukup
tingggi dan besar serta bersifat merusak jika sampai ke bibir pantai.
Secara Fisika ciri gekombang tsunami adalah waktu
rambat gelombangnya lebih lama dibandingkan dengan gelombang seismik untuk
menempuh jarak yang sama. Selain itu gelombang tsunami juga memiliki kecepatan
yang lebih besar saat merambat di samudra dan energi yang dilepas atau terserap
sangat kecil. Energi yang tinggi inilah yang menjadikan gelombang tsunami
bersifat merusak saat mencapai pantai.
Sifat lainnya dari gelombang tsunami adalah bahwa
ternyata besarnya energi gelombang ini tergantung dengan kedalaman air. Bayangkan,
kecepatan gelombang ini bisa mencapai 800-100 km/ jam di laut yang dalam dan
terbuka. Akan tetapi ketinggian gelombang tsunami di lautan dalam hanya
mencapai 30-60 cm, dan panjang gelombang yang besar yakni ratusan kilometer. Sehingga
sangat susah sekali dibedakan dengan gelombang laut biasa, hal ini terbukti
dengan tidak dapat dirasakan oleh kapal-kapal yang sedang berhenti di tengah
samudra. Pergerakan gelombang tsunami terjadi pada semua bagian partikel air,
mulai dari bawah dasar laut sampai ke permukaan.
Saat gelombang tsunami sampai pada peraian lebih
dnagkal, kecepatan gelombang menurun padahal energinya tetap besar, maka
ketinggian gelombang meningkat drastis. Selain itu energinya juga masih mampu
menghanyutkan benda-benda yang dilewatinya. Bayangkan saja, ketinggian gelombang
tsunami 70 cm masih bisa menghanyutkan orang.
Saat lempeng samudra bergerak naik pada sesaar, maka
biasanya air akan pasang di wilayang pantai sampai biasanya terjadi banjir di
wilayah tersebut sebelum kemudian gelombang tsunami datang menerjang. Begitu pula
sebaliknya, jika lempeng samudra bergerak turun (pergeseran lempeng), peristiwa
awal mula penyebab tsunami ini biasanya terjadi separuh waktu sebelum gelombang
tsunami sampai ke pantai. Maka yang terjadi pada permukaan air laut adalah air
laut di pantai surut, bahkan ada yang bisa surut lebih dari 800 m menjauhi
pantai. Masyarakat biasanya justru
malah penasaran dan tidak tahu akan bahaya yang mengancam selanjutnya, tetap
tinggal di sekitar pantai. Biasanya
juga dimanfaatkan oleh nelayan setempat untuk menangkap ikan yang bertebaran
karena air surut.
Penjelasan
gelombang tsunami dapat didekati dengan kejadian perambatan gelombang
transversal. Energi gelombang merupakan fungsi dari ketinggian/ kedalaman dan cepat rambat gelombang. Sedangkan ketinggian
gelombang itu sendiri dipengaruhi oleh panjang gelombang. Pajang gelombang
tsunami sangatlah besar yakni sekitar ratusan kilometer dan bersifat seperti
gelombang dangkal. Gelombang dangkal itu sendiri merupakan gelombang ketika
perbandingan kedalaman air dengan panjang gelombangnya lebih kecil daripada
0,05.
Nah besarnya
cepat rambat gelombang dangkal bisa ditentukan dengan:
v =
akar (g*d)
dengan
g adalah percepatan gravitasi dan d merupakan kedalaman air. Sehingga pada
kedalaman sekitar 10 km di Samudra Hindia, sebuah gelombang tsunami akan
memiliki kecepatan awal sekitar 300 m/s atau 1000 km/ jam. Seriring dengan
berkurangnya kedalaman, maka cepat rambat gelombang tsunami akan berkurang.
Apa yan
terjadi pada energi gelombang saat gelombang tsunami memasuki kawasan lebih
dangkal? Ternyata energi gelombang berkurang sangat sedikit dan bahkan dapat
dikatakan energi gelombang tetap. Hal ini sesuai dengan asas laju energi yang
hilang (energy loss rate) pada
gelombang berjalan berbanding terbalik dengan panjang gelombangnya. Jadi kesimpulannya
dengan panjang gelombang yang besar (gelombang tsunami contohnya), maka akan
sedikit energi yang hilang, sehingga dapat dikatakan seperti sebelumnya, energi
gelombang tsunami tetap/ konstan.
Dengan adanya
energi konstan gelombang tsunami dan penurunan kecepatan seiring berkurangnya
kedalaman air laut akan berimbas pada ketinggian gelombang yang bertambah. Bahkan
menurut para ilmuwan kecepatan gelombang tsunami 300 m/s, maka tinggi gelombang
akan mengalami kenaikan sebesar 30 m. Sungguh luar biasa tinggi gelombang
tsunami ini.
Demikian itu di atas merupakan Proses terjadinya tsunami secara Fisika,
semoga bisa menambah wawasan pengetahuan kalian ya. Ternyata Fisika ada di
sekitar kita!