Aturan sistem tanam paksa, pelaksanaan, akibat, dan penghapusan
Kamis, 17 Agustus 2017
Add Comment
Pak
Mono akan menjelaskan tentang sistem tanam paksa mulai dari latar belakang,
aturan, pelaksanaan, akibat atau dampak, penentangan, dan penghapusan pelaksanaan
sistem tanam paksa.
1. Latar belakang sistem tanam
paksa
Pada
intinya latar belakang sistem tanam paksa ini adalah terjadinya kekosongan
keuangan Belanda akibat perang Diponegoro dan perang kemerdekaan dari Belgia.
Kemudian
Belanda melakukan berbagai upaya untuk mengembalikan keuangannya dalam bidang
ekonomi. Pada kepemimpinan Johanes Van Den Bosch Belanda melakukan sistem tanam
paksa atau dikenal sebagai Cultur Stelsel. Awal pelaksanaan sistem tanam paksa
ini dilakukan di pulau Jawa kemudian dikembangkan keluar Jawa.
2. Aturan sistem tanam paksa
a.
petani menyerahkan tanahnya sebanya seperlima bagian untuk ditanami dengan
tanaman yang berkualitas ekspor.
b.
hasil panen dari tanaman tersebut diserahkan kepada pemerintah Belanda.
c.
bagi mereka yang tidak memiliki tanah diperkerjakan diperkebunan milik pemerintah
Belanda selama 66 hari atau sepertima tahun.
d.
tanah yang digunakan untuk menanam tanaman kelas ekspor dibebaskan dari pajak.
e.
tenaga yang digunakan untuk menggarap tanaman tidak melebihi waktu menanam padi
kurang lebih 3 bulan.
f.
pelaksanaan sistem tanam paksa sepenuhnya diserahkan kepada kepala desa
masing-masing wilayah.
g.
jika terjadi gagal panen menjadi tanggung jawab pemerintah.
3. Pelaksanaan sistem tanam paksa
a.
tanah yang digunakan untuk tanam paksa ternyata melebihi dari seperlima tanah
garapan apalagi kalau tanahnya subur.
b.
rakya lebih fokus dengan garapan tanaman ekspor sehingga tanaman sendiri
terabaikan.
c.
rakyat yang tidak mempunyai tanah ternyata harus bekerja melebihi dari
seperlima tahun.
d.
kegagalan panen dari tanaman ekspor menjadi tanggung jawab petani dan bukan
tanggung jawab pemerintah Belanda.
e.
kelebihan hasil panen ternyata tidak dikembalikan kepada rakyat.
4. Akibat sistem tanam paksa
1.
Akibat bagi Belanda :
a.
kondisi keuangan Belanda menjadi berlebih atau surplus.
b.
Belanda terbebas dari kesulitan keuangan.
2.
Akibat bagi Indonesia :
a.
banyak lahan terbengkalai sehingga gagal panen
b.
terjadinya wabah penyakit
c.
kondisi rakyat makin menderita
d.
terjadinya wabah kelaparan terjadi di Cirebon yang mengakibatkan warganya pada
mengungsi.
e.
terjadinya kelaparan di wilayah Grobogan dan banyak yang meninggal dunia.
5. Penentangan sistem tanam paksa
Akibat
terjadinye tanam paksa ini membuat rakyat Indonesia semakin sengsara sehingga
terjadi penentangan dari berbagai kalangan yang ada.
1.
Penentangan dari golongan pendeta.
Atas
dasar kemanusiaan, tokoh pendeta yang mempelopori adanya penentangan adalah
Baron Van Hovel.
2.
Penentangan dari golongan liberal
Golongan
liberal ini terdiri dari pedagang dan pengusaha seperti:
a.
Douwes Dekker yang dikenal dengan nama samaran Multatuli yang kemudian
mengarang buku sebagai bentuk penentangan sistem tanam paksa. Buku tersebut
diberi judul Max Havelaar.
b.
Frans Van De Pute juga mengarang buku dengan judul Suiker Constracten (Kontrak
Kerja)
6. Penghapusan sistem tanam paksa
Penghapusan
sistem ini dilakukan secara bertahap:
a.
tanam paksa lada dihapus pada tahun 1860
b.
tanam paksa nila dan teh dihapus pada tahun 1865
c.
tanam paksa semua jenis tanaman kecuali kopi di Priangan Jawa Barat dihapus
pada tahun 1870.
Kebijakan
di atas dilakukan di Pulau Jawa kemudian dilakukan di berbagai tempat lain
seperti Sumatra Barat, Palembang, Lampung, dan Minahasa. Kopi merupakan sebagai
komoditas pertama di daerah Sumatra Barat dan Minahasa.
0 Response to "Aturan sistem tanam paksa, pelaksanaan, akibat, dan penghapusan"
Posting Komentar